my namjachingu

my namjachingu
kyeopta namja

Senin, 29 Oktober 2012

Sinopsis "To The Beautiful You" episode 2


Annyeong . . . .
Waaahhh, chingudeul pasti dah nunggu-nunggu kelanjutan crita to the beautiful yah? *sok tau
Okeh, aku bakal nerusin cerita yang kemarin sempat bersambung. Tapi kali ini aku menuliskan ceritanya sedikit berbeda. Cerita ini aku telis layaknya FF biar lebih asik buat dibaca. Soalnya aku lagi males nyisipin gambar di cerita ini. Mianhe J, tapi walau pun tak berisi penuh gambar tapi aku harap chingudeul di sini setia membaca sinopsis yang aku buat ini. Selamat menikmati . . .

Episode 2
Goo Jae Hee POV
Aku terbangun. Sepertinya aku baru saja pingsan. Aku mulai mancoba bangun dari tidurku. Rasanya aku sedang berada di ruang kesehatan. Seorang pria yang berdandanan seperti dokter tiba-tiba datang menghampiriku.
“beritahu aku”, kata orang itu sambil mendekatkan wajahnya pada wajahku.
“kenapa ada perempuan di sekolah khusus laki-laki?”tanyanya lagi dan hal ini membuatku begitu kaget.
“omong kosong macam apa ini? Kenapa aku adalah perempuan? Aku akan pergi sekarang”, kata ku gugup dan mencoba pergi dari ruangan itu. Sayangnya orang itu langsung mencengkram tanganku dan menghentikanku pergi.
“lihat ini. Hanya dengan melihat pergelangan tanganmu, kau terlihat seperti perempuan.” Katanya lagi sambil memperhatikan tanganku yang ia cengkram. Aku langsung menepis tangannya dan turun dari ranjang.
“aku tak tahu kenapa kau salah paham, tapi aku ini laki-laki.” Kataku sambil memakai sepatu dan beranjak pergi dari ruang kesehatan.

Kang Tae Joon POV

Aku sedang merenung di gedung olahraga tempatku tadi melakukan shooting. Kini hanya aku sendiri di sini. Semua orang sudah pergi sampai akhirnya datang direktur menghampiriku.
“tempat ini begitu tenang setelah orang berisik itu sudah pergi.” Katanya sambil duduk disebelahku.
“kau tak perlu khawatir. Bagi atlet, cidera adalah hal yang lebih umum dari makanan. Dan kau saat ini sedang cidera. Kita terlalu terburu-buru.” Tiba-tiba dia menghentikan ucapannya.
“ini semua salahku. Aku terburu-buru.” Katanya lagi mencoba membenarkan perkataannya.
“ayo kita tes ulang. Jika ada yang bermasalah, kita bisa mengetahui apa itu. Kita hanya perlu menemukannya dan menyembuhkannya.” Kata-katanya berhenti saat bunyi Hp berdering.
“siapa lagi ini? Aku sedang berkencan dengan seorang pria tampan.” Katanya mengeluh.
“angkat teleponmu. Aku tidak apa-apa. Aku tak pernah berencana menjadi atlet seumur hidupku. Segalanya mungkin akan baik-baik saja. Aku takan takut dengan hal semacam ini.” aku mulai angkat bicara.
“apa yang kau bicarakan?” tanya direktuk tak mengerti.
“tidak ada bedanya jika aku tak melompat.” Kata ku sambil berdiri dan pergi meninggalkan direktur. Aku masih sempat mendengarnya berteriak memanggil namaku, tapi aku terus saja berjalan.

Goo Jae Hee POV
“Hey lembek!!!” terdengar suara laki-laki berteriak dibelakangku. Saat aku tengok, ternyata suara itu berasal dari Cha Eun Gyul.
“katanya kau sudah sadar. Apa kau baik-baik saja? Apa kau tahu betapa takutnya aku karena mengira kau sudah mati?” katanya merasa khawatir.
“kenapa aku mati?” jawabku ketus.
“Hey bocah, lihat apa yang kau katakan sekarang. Mungkin ada urutan datang ke dunia ini, tapi tak ada urutan untuk meninggal. Kau harus berhati-hati.” Katanya menasehatiku.
“apa kau serius? Apa aku harus membantah sekarang?” tanyaku sambil mengelus-elus rambut belakngku.
“hey, tapi. Syukurlah kau tak mati. Hari ini ada banyak yang cedera.” Ucapnya.
“apa maksudmu?” tanyaku tak mengerti.
“dari yang kudengar, Tae Joon tidak melompat tinggi seperti dulu. Sepertinya cidera yang di dapat dari kecelakaan itu masih belum pulih sepenuhnya.” Mendengar perkataannya itu membuatku berlari menuju kamar untuk melihat keadaan Tae Joon, tapi rupanya dia tak disana.

Kang Tae Joon POV

Aku sedang berjalan sampai sebuah mobil menepi disebelahku. Aku tahu mobil siapa ini. Seorang sopir turun membukakan pintu belakang untuk majikannya. Ayahku, dialah yang ada dikursi belakang mobil. Aku menatapnya dengan penuh rasa kebencian. Ya, aku emang tidak menyukai ayahku ini.
“kenapa orang sesibuk kau ada disini?” tanya ku tidak sopan dan membuatku menerima sebuah tamparan keras di pipi kiriku.
”apa kau sengaja?” tanya ayahku  mencoba bersabar.
“apa maksudmu?” tanyaku.
“kau terus mengatakan kau tak mau melompat selama rehab. Jadi kau mengumpulkan banyak orang dan sengaja gagal? Tanyanya.
“sejak kapan kau begitu peduli padaku? Seharusnya kau tetap seperti dulu saja. Ini agak menggangguku.” Kataku tak suka dengan perkataan ayah.
“jadi ini caramu untuk menentangku? Dengan cara menyerah pada dirimu sendiri? Jika kau ingin menyusahkanku, ada banyak cara lain yang bisa kau lakukan. Jangan bersikap bodoh Tae Joon.” Kata ayahku.
“aku akan memutuskan apa yang ingin aku lakukan.” Kataku sambil meninggalkannya pergi.
Goo Jae Hee POV
Aku sedang mencuci mukaku sampai ku dengar suara orang membuka pintu. Aku langsung berfikir itu adalah Tae Joon dan segera aku panggil dia. Aku keluaar dari kamar mandi dan menemukannya sudah duduk.
“Hey, apa kau baik-baik saja? Barusan di gedung olahraga . . .” kata-kataku berhenti saat dia melemparkan handuk ke arah mukaku.
“apa kau tak lihat jika airnya menetes?” katanya.
“maaf,” kataku sambil mengelap muka basahku.
“melihatmu belum membereskan barang-barangmu, sepertinya kau benar-benar tak mau pergi, hah?” ucap Tae Joon sambil memperhatikan tempat tidurku di lantai dua.
“aku janji aku akan tinggal disini tanpa mengganggumu! Meskipun begitu, apa aku tak bisa tinggal disini?” kataku mencoba membujuknya.
“minggir,” katanya sambil mendorong tubuhku, ini membuatku merasa kesakitan.
“lelaki mana yang begitu cengeng?” tanyanya.
“ jangan mengeluarkan suara lebih dari 40 desible” katanya sambil membuka jas.
“apa?” tanya ku tak mengerti.
“jika kau mengeluarkan suara lebih dari 40 desibel maka kau benar-benar ku usir.” Lanjutnya.
“kenapa tiba-tiba 40 desibel....” kataku masih tak mengerti apa maksud perkataannya. Tabi sedetik kemudian aku merasa tahu apa yang ia maksud.
“apa? Kalau begitu kau akan mengijinkanku tinggal di sini?” tanyaku.
“itu adalah aturan asrama. Tapi itu hanya sementara.”ucapnya.
“benarkah?” tanyaku dengan senyum lebar.
“Dan, buang semua pikiran bahwa kau dan aku sama di kamar ini. Aku adalah pemilik kamar ini dan kau adalah . . . . kau bukan apa-apa.” Jelasnya.
“apa itu? Jika aku bukan apa-apa . . .” kataku terpotong oleh perkataannya lagi.
“kenapa? Kau tidak suka? Kalau begitu bereskan barang-barangmu sekarang.”
“tidak tidak. Kau adalah pemilik kamar dan aku bukan apa-apa. Benar?” kataku begitu cepat. “tapi 40 desible . . .” kataku kembali dan di jawab olehnya.
“itu suara membalikan halaman buku di perpustakaan.”
“apa kau menyuruhku jangan bernafas?!” protesku.
“kalau kau bisa.” Jawabnya sambil melepaskan dasi yang masih melilit dilehernya.
“memangnya apa aku ini? Seekor anjing . . . kau kira aku ini kodok? Baik 40 desibel. Aku akan mandi tanpa bernafas.” Jawabku kalah sambil pergi ke kamar mandi.

Author POV
Sebuah pemandangan disaat hujan. Orang berbusana serba hitam turun dari mobilnya dengan di payungi payung dengan warna senada. Serombongan orang berjalan dibawah derasnya hujan melewati sebuah pemakaman. Tae Joon berjalan persis di depan ayahnya. Tae Joon meletakan foto ibunya beserta medali emas yang berhasil dia peroleh tepat depan makam ibunya. Dia jatuh terduduk menahan tangis. Ayahnya mencoba berpaling dari anaknya yang sedang berduka. Tae Joon terus menangis di depan makam ibunya. 

Ternyata itu adalah kenangan yang sedang masuk di alam mimpi Tae Joon.  Tae Joon tidur dengan gelisah. Jae Hee yang habis selesai mandi merasa heran melihat cara tidur Tae Joon. Jae Hae mencoba menaikan slimut Tae Joon dan saat itulah tangan Tae Joon mencengkram kuat tangan Jae Hee. Jae Hae tak bisa melepaskan cengkraman itu. Di alam mimpinya, Tae Joon melihat ibunya yang sudah meninggal berdiri tepat dihadapannya. Oleh karena itu dia mencoba menggenggam erat tangan ibunya, padahal di alam nyata, tangan yang sedang ia pegang adalah milik Jae Hee. Tak tega melihat wajah Tae Joon yang gelisah dalam tidurnya, Jae Hee lalu duduk tepat disamping Tae Joon sambil menepuk-nepuk tangan Tae Joon sampai akhirnya dia tertidur dalam posisi seperti itu sampai pagi.
Tae Joon terbangun dan kaget melihat dirinya sendiri tertidur sambil memegang erat tangan Jae Hee.
“apa ini?” tanya Tae Joon membuat Jae Hee terbangun.
“maaf. Aku tertidur di sini.” Jawab jae hee
“apa aku harus memberitahumu dimana tempat tidurmu?”tanya Tae Joon.
“maaf. Apa kau marah?” tanya jee hae yang ditinggal pergi tae joon ke kamar mandi.
“ah kenapa aku tertidur disini?” keluh jae hee
Goo Jae Hee POV
Aku mencuci mukaku dan hendak ingin mandi. Tiba-tiba sesosok lelaki masuk ke dalam kamar mandi. Ternyata dia adalah Eun Gyul. Aku mencoba menariknya dan memaksanya keluar, tetapi ia tak mau.
“Hyun jae menggosok kulitnya atau apa sejak pagi dan dia tidak keluar-keluar. Dan sekarang aku terburu-buru.”ucapnya memberi penjelasan.
“tetap saja, ada orang di sini. Cepat keluar.”aku mencoba menariknya keluar lagi.
“apa maksudmu? Kita sama-sama laki-laki.” Katanya sambil melepas celananya dan kencing dihadapanku. Ini membuatku frustasi.
“kau benar-benar tak punya sopan santun sebagai manusia.” Kataku,
“hey, kantung kemihku lebih penting dari pada sopan santun, oke? Dan jika aku menahannya, aku akan terkena infeksi.” Jawabnya ngeyel.
“ini keterlaluan. Pintu itu harus segera dibetulkan.”keluhku sendiri.
“keluar! Jika kau sudah selesai, cepat keluar!”kataku sambil menepuk-nepuk pantatnya.
Akhirnya selesai juga dia buang air kecil. Baru saja dia keluar dari kamar mandi, datang lagi orang yang berbeda dan masuk ke dalam toilet. Dia adalah kak Seung Ri. Tadinya aku heran mengapa dia datang kekamarku pagi-pagi seperti ini. Dan pertanyaanku terjawab saat dia memelorotkan celananya dan buang air besar di hadapanku. Oh ini sungguh membuatku frustasi dan ingin menangis.
Direktur POV
“Tidak! Kau harus membuat janji dengan taun Yoon dari RS Daehan. Aku tak peduli apakah dia di Missisippi atau Misari. Hai, saat kau menanyakan tentang shooting kemarin, kau dan aku mulai berperang, oke? Tak ada yang bisa menghentikanku sekarang, mengerti?” kataku dalam telepon dan aku segera menghentikan percakapanku saat aku mengetahui ada orang di dalam ruanganku saat aku datang. Seorang penulis berita mencoba mengorek-ngorek berita tentang Tae Joon padaku dan hal ini membuatku tidak suka.
Goo Jae Hee POV
Aku sedang berjalan dihalaman sekolah dan melihat sebuah mobil merah terbuka. Ternyata pemiliknya adalah dokter sekolah yang kemarin merawatku. Sepertinya mulai sekarang aku harus menghindarinya. aku meneruskan perjalananku ke asrama. Aku dn anak lainnya sedang melakukan rapat untuk mempersiapkan kompetisi olahraga antar asrama yang akan dimulai sebentar lagi. Seung Ri seunbe menginginkan agar asrama 2 bisa memenangkanya lagi seperti tahun kemarin. Seung ri seunbe memilih Tae Joon untuk mewakili cabang lompat tinggi, tetapi Tae Joon menolaknya dengan alasan dia tidak ingin membuang tenaganya untuk sebuah kompetisi yang tak berguna. Hal ini membuat seunbe marah. Untungnya aku dan teman lainnya mencoba menenangkannya.
Author POV
Ketiga ketua asrama berkumpul untuk membahas kompetisi yang akan dilaksanakan. Aturannya adalah bagi yang menang dia berhak menggunakan kantin pusat, sedangkan bagi yang kalah harus menggunakan kantin luar. Akntin pusat begitu rapih, bersih dan yang pasti pelayannya ramah dan cantik-cantik. Tapi untuk kantin luar, semua siswa harus mengantri dan siap-siap mendapatkan marah  dan kat-kata kotor dari ibu tua penjual makanan. Masing-masing ketua asrama sangat yakin bahwa asramanya akan memenangkan kompetisi kali ini. Asrama satu melatih keras anggotanya dengan melakukan push up dan lari masing-masing 500 kali setiap hari. Untuk asrama tiga, mereka melakukan latihan saat musim semi, mereka berlatih di pantai. Asrama dua juga tak mau ketinggalan, mereka melakukan latihan sepak bola dengan semangat sambil memikirkan wajah penjual kantin di luar yang menyeramkan. Akhirnya masing-mesing ketua menyepakati bahwa kompetisi ini  harus berjalan dengan adil dan tidak ada kecurangan.
Goo Jae Hee POV
Aku sedang makan siang dengan Eun Gyul dikantin. Tiba-tiba aku melihat dokter itu lagi. Dia menatapku. Aku mencoba menghindarinya dengan berpura-pura makan dengan lahap. Akhirnya dokter itu pergi juga. Saking terpananya dengan dokter itu membuatku salah mengambil makanan. Bukannya makanan yang aku sumpit tapi justru jari Eun Gyul lah yang akau sumpit. Ini membuat kami jadi tertawa. Hal ini dilihat oleh Jong Min. Nampaknya dia cemburu. Dia datang dan ikut duduk dengan kami sambil memberikan suapan pada Eun Gyul dan dia merasa senang saat Eun Gyul mau membuka mulut dan memakan makanan pemberiannya.
Tae Joon POV
Aku berjalan melewati depan ruang latihan olahraga. Di sana Hyun jae sedang berlatih keras lompat tinggi dibantu oleh pelatih. Aku sempat menghentikan langkahku untuk melihat pemandangan ini. Tapi aku melangkahkan kaki ku lagi begitu seorang pencari berita mendekatiku. Dia mengatakan bahwa ia tertarik kepadaku dan mengatakan agar lebih berhati-hati dengan Hyun Jae karena dia hampir memecahkan rekor yang aku buat. Tapi aku katakan padanya bahwa aku tidak peduli. Dia tetap saja mengikutiku dan menanyakan kesehatanku. Dia bertanya apakah aku tidak bisa melompat atau tidak mau melompat? Dan aku hanya menjawab untuk dia berfikir sesuka hatinnya saja. Lalu aku mengecohnya dan meninggalkannya pergi.
Author POV
Ha Na yang begitu menyukai Tae Joon tiba-tiba datang menyelinap masuk ke dalam asrama Tae Joon. Dia bersembunyi di dalam kardus besar dan menunggu Tae Joon masuk ke dalam kamar. Saat dia mendengar ada orang yang masuk, dia langsung keluar dari kotak dan memberi kejutan. Tapi orang yang dia kejutkan adalah orang yang salah. Dia adalah jae hee bukan tae joon. Ha na memperingatkan jae hee untuk tidak menyebarkan berita bahwa dia diam-diam memasuki asrama laki-laki ke internet. Tapi jae hee merasa hal itu tidak perlu ia lakukan karena jae hee tidak mengetahui bahwa sebenarnya wanita yang ada dihadapannya adalah peri senam yang terkenal di korea. Maklum, jae hee  itu kan tumbuh di amerika. Tapi hal ini membuat ha na kesal karena orang sepopuler dia tidak dikenali oleh jae hee. Tak lama kemudian Tae joon masuk ke dalam kamar dan terkejut melihat ha na ada di sana, tae joon langsung menarik ha na keluar dari kamar.
Keesokan paginya anak-anak asrama dua memulai pelatihan untuk kompetisi. Olahraga yang pertama dilakukan adalah olah raga lari. Jae hee mendapatkan giliran lari bersama jong min. Dasarnya jong min yang tidak suka dengan jae hee, maka dia menyandung kaki jae hee sampai mereka berdua terjatuh. Hal ini menyebabkan kaki jae hee terkilir dan harus masuk ke ruang kesehatan. Saat dia masuk ke ruang kesehatan ruang itu nampak kosong. Jadi dia masuk dan mencari obetnya sendiri. Saat sedang mengambil obat dia mendengar ada suara orang yang masuk, jadi dia segera mencari tempat persembunyian. Dia bersembunyi di belakang tirai, sayangnya tirai itu tidak terlalu panjang dan masih memperlihatkan sepatunya. Ternyata suara itu berasal dari dokter dan Tae Joon. Dokter melihat kaki jae hee dan mengetahui bahwa ada seseorang yang sedang bersembunyi di sana tapi dia tak mempedulikannya. Dokter terus melanjutkan pembicaraannya dengan Tae Joon.
“pasti kau merasakan sakit bukan? Tidak apa jika kau jujur padaku. Dengan begitu aku bisa menolongmu. Apa kau merasa sakit?’ tanya dokter dan dijawab anggukan kepala oleh Tae Joon.
“ini adalah spekulasiku. Pernah mendengar sindrom Yips? Tanpa alasan yang jelas kau tak bisa berolahraga. Sering terjadi di baseball atau golf. Fokus sesaat atau di olahraga dimana ada tekanan psikologi yang besar, sindrom ini bisa muncul. Tapi kasusmu agak spesial.”papar dokter.
“apa kau sedang membicarakan kejatuhan?”tanya tae joon.
“itu berbeda dengan kejatuhan. Kondisi ini tak bisa diobati. Kau tak perlu kecewa. Ini hanya spekulasiku saja.” Jelas dokter.
“mungkin karena aku tak mengharapkan apapun aku tak kecewa sama sekali. Terimakasih atas perhatianmu.” Kata tae joon kemudian pergi meninggalkan ruangan kesehatan.
“sampai kapan kau akan begitu? Keluar sebelum aku menarikmu” ucap dokter kepada jae hee setelah tae joon keluar dari ruang kesehatan. Akhirnya jae hee pun keluar dari persembunyiannya dan duduk di depan dokter.
“apa itu sindrom yips?” tanya jae hee.
“kau kira sekolah ini hanya untuk main-main?”dokter menanya balik jae hee.
“atau kau tak tahu sekolah ini adalah sekolah khusus pria?”tanya dokter lagi.
“jika tak ada obatnya, apa itu berarti tae joon tak bisa melompat lagi?” tanya jae hee yang tidak menjawab pertanyaan sang dokter dan terus mengkhawatirkan keadaan tae joon.
“aku tak tahu bagaimana caramu memalsukan dokumen, tapi kau kira sampai kapan kau bisa menyamar sebagai lelaki?” ucap dokter yang juga tak menggrubris pertanyaan jae hee.
“apapun yang terjadi, apa kau tak punya cara untuk menolong tae joon? Tae joon . . .” ucapan jae hee terhenti saat sang dokter menggebrak meja karena tak sabar melihat tingkah jae hee yang tak menggubris ucaannya.
“Goo jae hee!! Saat ini kurasa kau tak seharusnya mengkhawatirkan tae joon. Aku tak tahu bagaimana caramu datang ke sini, tapi aku pasti akan menemukan cara untuk mengusirmu.”bentak dokter.
“satu-satunya alasan aku datang ke sekolah ini adalah tae joon. Ku bilang aku datang sampai ke sini untuk tae joon.” Jelas jae hee, tapi sang dokter tak mau tahu dan mengangkat telepon untuk menghubungi pihak kantor sekolah.
“hanya untuk melihat tae joon melonpat lagi. Jadi apapun yang kau lakukan, aku tak bisa kembali. Awalnya aku mengagumi lompatan tae joon. Aku bahkan mulai berlari karena ingin mendekati tae joon. Suatu hari, kukira kami bisa berdiri di lapangan yang sama. Saat ini,aku memiliki hutang yang harus kubayar pada tae joon. Jadi aku harus meninggalkan tae joon seperti ini ?! aku harus melihat tae joon melompat seperti dulu.” Papar jae hee panjang lebar untuk meyakinkan dokter agar tak melaporkannya kepada pihak sekolah.
“jadi apa yang akan kau lakukan?” tanya sang dokter yang masih memegang gagang telepon di telinganya.
“apapun! Apapun yang bisa aku lakukan! Aku bahkan akan memberikan sayap ku padanya jika tae joon bisa melompat lagi. Jadi aku harus melihat tae joon melompat seperti dulu. Aku tak bisa kembali sebagai perempuan.” Ucap jae hee meyakinkan. Sang dokter akhirnya berfikir dan meletakan gagang telepon ke tempatnya ekmbali.
“untuk sekarang kembalilah!” ucap dokter.
“tidak bisa. Aku tak bisa kembali sebagai perempuan.” Bantah jae hee.
“siapa bilang kembali sebagai perempuan . . . kembali ke kelasmu maksudku.” Ucap dokter dan hal ini membuat jae hee terkejut. Dokter itu bilang dia akn memikirkannya terlebih dahulu. Hal ini membuat jae hee senang dan mengucapkan terimakasih. Sang dokter tak lupa mengingatkan jae hee untuk tak menyia nyiakan waktunya karena cepat atau lambat pihak sekolah akan mengetahui ini.
Di lapangan sekolah
Eun gyul sedang menggiring bola menuju gawang. Saat itulah ponselnya berdering. Ia meletakan ponselnya di kantung yang ia pasang pada lengan kirinya. Dia menjawab telepon itu sambil menggiring bola dan kelakuannya ini membuat pelatihnya marah dan berteriak-teriak di pinggir lapangan. Eun gyul tak mendengarkan apa yang pelatihnya katakan dan membuat sang pelatih semakin marah. Disaat sang pelatih akan berteriak tiba-tiba gooooollllll, eun gyul mencetak gol. Alhasil pelatih yang sudah bermuka garang berubah menampakan senyum keterpaksaan pada cha eub gyul. Itulah kelakuan eun gyul, walau pun ia terlihat tak serius tetapi dia orang yang bertanggung jawab. Tak lupa seperti biasa, ia akan menyempatkan waktu untuk berfoto. *aku suka banget ama karakternya eun gyul, slalu ceria dan bisa bikin orang disekitarnya tertawa.
Di kamar 303
Jae hee memasuki kamarnya. Dia melihat tae joon sedang berbaring di atas ranjangnya. Jae hee berjalan ke arah tae joon berbaring dan mengatakan bahwa ia tak sengaja mendengar percakapan diruang kesehatan. Dia memberi tahu pada tae joon agar tidak memikirkan apapun yang dikatakan oleh dokter karena dia akan membantu tae joon untuk melompat lagi. Tapi, tae joon mengatakan agar jae hee tidak usah berlebihan. Dia akan berhenti melompat jika ia ingin. Tae joon tidak ingin melakukan apapun untuk membantunya. Meski demikian, jae hee tetap mengatakan bahwa dia akan melakukan apapun demi tae joon bisa melompat lagi. Akhirnya tae joon mengatakan bahwa satu-satunya hal yang perlu jae hee lakukan adalah keluar dari kamarnya.
Akhirnya jae hee keluar dari kamar. Dia berjalan-jalan di luar sekolah dengan begitu lesu. Diperjalanannya dia bertemu dengan eun gyul. Melihat wajah jae hee yang lesu dan tak bersemangat membuat eun gyul merasa kasihan. Eun gyul akhirnya membawa jae hee ke tengah lapangan sepak bola dan mengajak jae hee bermain sepak bola dan berjanji akan mengabulkan permintaan jae hee apabila jae hee bisa mencetak gol. Awalnya jae hee menolak, tapi karena eun gyul terus menggodanya akhirnya jae hee pun mau. Mereka berdua bermain sepak bola di tengah malam sampai akhirnya mereka kecapaian. Mereka membaringkan tubuh mereka di tengah lapangan dan berfoto bersama. Saat itulah untuk pertama kalinya eun gyul merasakan sesuatu yang berbeda pada jae hee. Jantungnya berdetak lebih kencang saat melihat jae hee. Ya, inilah awal dari perasaan cinta eun gyul pada jae hee. Tapi dia masih ragu pada perasaannya karena dimatanya jae hee adalah seorang laki-laki.
Keesokan paginya.
Dihalaman sekolah saat jae hee sedang berjalan, ada seorang wanita menghampirinya. Ternyata dia adalah seorang reporter yang sedang menulis artikel mengenai tae joon. Reporter itu meminta bantuan pada jae hee untuk memberikan informasi seputar tae joon dan memberikan kartu namanya pada jae hee.
Di lain tempat yaitu di ruang kesehatan masuklah hyun jee. Dia membawa beberapa berkas untuk diletakan di meja dokter. Saat itulah ia melihat berkas kesehatan milik tae joon. Hyun jae akhirnya membuka dan membaca berkas itu. Tak sampai disitu, dia juga memfoto beberapa catatan medis tae joon dan foto rongsen tumit tumit tae joon.
Tak beberapa lama kemudian beredarlah berita di internet yang menyatakan bahwa tae joon mengidap sindrom yips. Teo joon mengira bahwa jae hee lah yang memberikan informasi ini pada reporter karena tae joon menemukan ada kartu nama reporter seo yoon di saku celananya. Jelas saja jae hee membela diri karena merasa bukan dirinyalah yang mengedarkan gosip tersebut.
Kompetisi olahraga antar asrama pun akhirnya dimulai. Babak pertama dimulai dengan lomba lari estafet yang dimenangkan oleh asrama 2. Babak kedua adalah pertandingan basket yang dimenangkan oleh asrama 1. Babak ketiga adalah pertandingan tenis yang dimenangkan oleh asrama 1. Babak selanjutnya diteruskan dengan pertandingan sepak bola dan dimenangkan oleh asrama 2. Kedudukan terakhir adalah 2-2-0. Untuk lomba yang selanjutnya adalah lomba lari jarak jauh, sayangnya jong min yang seharusnya melakukan bagian untuk lomba ini mengalami cidera kaki. Hal ini membuat seung ri marah. Jika begini, asrama dua akan kalah oleh asrama 1 atau 3. Untuk mengejar kekalahan tersebut maka asrama 2 harus menang di lomba lompat tinggi. Tapi, tae joon yang seharusnya mewakili lomba lompat tinggi ini tidak juga kelihatan batang hidungnya. Melihat kondisi ini akhirnya jae hee memberanikan diri untuk mewakili asramanya melakukan lomba lari jarak jauh. Jika dia menang maka asramanya langsung lolos dalam kompetisi ini dan keluar sebagai juaranya. Jadi tae joon juga tidak perlu melakukan lomba lompat tinggi.
Jae hee akhirnya mewakili asramanya untuk melakukan lari jarak jauh meskipun awalnya hal itu diragukan oleh seung ri. Jae hee terus berlari mengejar lawannya satu persatu dengan tujuan agar tae joon tidak peru melakukan  lompat tinggi. Asrama 1 sempat melakukan kecurangan. Untunglah jae hee masing bisa bertahan. saat hampir mendekati finis jae hee terjatuh. Rupanya kakinya yang terkelir masih belum sembuh benar dan akhirnya membuatnya terjatuh. Di saat dia terjatuh itulah kenangan bagaimana perjuangan dirinya datang ke korea muncul. Dia ingat dengan kata-kata yang selalu tae joon ucapkan bahwa “jika keajaiban itu nyata, maka itu adalah nama lain dari kerja keras.” Kata kata ini lah yang akhirnya membantu dia untuk berdiri kembali dan berlari sampai ke garis finish. Yaaaa, akhirnya jae hee menjadi orang pertama yang sampai di garis finish dan ini membuat asrama 2 menjadi pemenang dalam kompetisi ini.
Saat sudah sampai digaris finish dan sedang mendapatkan perawatan untuk kakinya, jae hee melihat tae joon berdiri disisi lapangan dan hendak pergi. Ya, tae joon memang sedari tadi melihat bagaimana perjuangan jae hee berlari demi membantunya untuk tidak melakukan lompatan di lomba berikutnya. Begitu melihat tae joon yang akan pergi, jae hee langsung berlari mengejarnya dengan kaki pincang.
“ya!! Kang tae joon. Aku menang. Aku terus memikirkan perkataanmu. Aku sudah bekerja keras kan? Aku sudah bekerja keraskan?” kata jae hee yang kemudian terjatuh karena sudah tidak kuat menopang dirinya sendiri. Dengan cekatan tae joon membantu jae hee untuk berdiri kembali.
“bukan aku yang membocorkan berita itu. Benar-benar bukan aku. Percayalah.” Ucap jae hee mencoba meluruskan kesalahpahaman di antara mereka berdua mengenai gosip sindrom yips yang sudah menyebar.
Melihat jae hee barlari dari lapangan membuat eun gyul berlari untuk menyusulnya. Ternyata jae hee berlari untuk mengejar tae joon. Eun gyul hanya bisa berdiri dari kejauhan dan melihat jae hee bersama tae joon. Keadaan itu membuat eun gyul merasa sedih. Ya, eun gyul nampaknya cemburu *mulai dari sini aku kasihan sama eun gyul. Kenapa c di tiap drama korea ada aja tokoh yang seperti ini? Kasihan tauuu, ujung-ujungnya dia gak bisa mendapatkan cinta dari orang yang ia cintai :’(
Malam harinya di pesta perayaan kompetisi.
Kepala sekolah mengumumkan bahwa juara untuk kompetisi tahun ini adalah asrama dua. Seung ri sebagai ketua asrama maju ke depan dan menerima piala kemenangan sambil meneriakan “macan putih!!!” simbol dari asrama mereka.
Pesta pun dimulai. Kalian tahu siapa yang perform? EXO-K *woooooowww. Semua anak-anak asrama 2 berkumpul untuk merayakan kemenangan mereka. Saat jae datang semua anak menyorakan namanya “Goo Jae Hee!!” karena berkatnyalah mereka maju menjadi juara. Semua yang ada dipesta merasa begitu senang kecuali jae hee. Meskipun dia ada di dalam pesta tapi rupanya pikirannya tak ada disitu. Melihat jae hee yang terlihat tidak bahagia membuat eun gyul mendekatinya dan menanyakan keadaan jae hee. Jae hee berkata bahwa pada akhirnya dia sudah merasa menjadi siswa sekolah genie sepenuhny. Jae hee pun tersenyum manis pada eun gyul. Tanpa disadari oleh jae hee bahwa senyumannya membuat jantung eun gyul berdetak lebih cepat. Eun gyul yang merasakan ada perasaan yang salah pada dirinya langsung pergi meninggalkan jae hee. Hal ini tentu membuat jae hee bingung.
Saat sedang berjalan meninggalkan jae hee, eun gyul berpapasan dengan Ha Na yang datang dengan dandanan sangat cantik. Ha Na menanyakan keberadaan tae joon pada eun gyul dengan bahasa informal dan ini membuat eun gyul kesal. Bebrapa detik kemudian eun gyul bertanya-tanya pada dirinya sendiri mengapa dia marah-marah pada wanita cantik tapi malah berdebar-debar pada seorang pria, dia sangat bingung dan frustasi dengan keadaannya ini.
Sementara teman-teman lainnya sedang merayakan pesta, tae joon hanya menyendiri sambil membaca artikel yang menyatakan bahwa dirinya menyidam sindrom yips. Jae hee berkeliling untuk menemukan tae joon, begitu juga Ha na. Tapi tak ada satupun dari mereka yang menemukan dimana tae joon. Tae joon mengambil segelas minuman yang dihidangkan di pesta. Dia tidak mengetahui bahwa minuman itu mengandung alkohol. Padahal dia itu alergi alkohol. Jika dia meminum atau memakan sesuatu yang mengandung alkohol makan dia akan menjadi gila dan mencium orang pertama yang dia lihat. *OMO, lihat aku oppa, haha.
Tae joon terus berjalan dengan sempoyongan. Saat dia akan menuruni tangga, dia berpapasan dengan jae hee. Tubuhnya kemudian menghadap pada jae hee dan memepet jae hee. Jae hee hanya kebingungan melihat tingkah laku tae joon yang aneh. Dan saat itulah tiba tiba “cuuuppp”, tae joon mencium bibir jae hee. Jae hanya bisa membuka matanya lebar-lebar menerima perlakuan tae joon. *kyaaaaa, jambak jambak rambut!!! Frustasi ngliat Minho nyium Sulli. Gak trima gak trimaaaa, huhu

Bersambung . . . . . . . .

Wah ternyata bersambung chingudeul. Gimana, penasaran sama cerita berikutnya? Oke, sabar yaahhh, aku buatin dulu buat episode berikutnya. Bersabarlah untuk menunggu. Jangan lupa komennya yaaahhh, satu komen aja bisa membuatku begitu senang J don’t be silent reader

Tidak ada komentar:

Posting Komentar