Annyeong
. . . .
Waaahhh,
chingudeul pasti dah nunggu-nunggu kelanjutan crita to the beautiful yah? *sok
tau
Okeh,
aku bakal nerusin cerita yang kemarin sempat bersambung. Tapi kali ini aku
menuliskan ceritanya sedikit berbeda. Cerita ini aku telis layaknya FF biar
lebih asik buat dibaca. Soalnya aku lagi males nyisipin gambar di cerita ini.
Mianhe J, tapi walau pun tak berisi penuh gambar
tapi aku harap chingudeul di sini setia membaca sinopsis yang aku buat ini.
Selamat menikmati . . .
Episode
2
Goo
Jae Hee POV
Aku
terbangun. Sepertinya aku baru saja pingsan. Aku mulai mancoba bangun dari
tidurku. Rasanya aku sedang berada di ruang kesehatan. Seorang pria yang
berdandanan seperti dokter tiba-tiba datang menghampiriku.
“beritahu
aku”, kata orang itu sambil mendekatkan wajahnya pada wajahku.
“kenapa
ada perempuan di sekolah khusus laki-laki?”tanyanya lagi dan hal ini membuatku
begitu kaget.
“omong
kosong macam apa ini? Kenapa aku adalah perempuan? Aku akan pergi sekarang”,
kata ku gugup dan mencoba pergi dari ruangan itu. Sayangnya orang itu langsung
mencengkram tanganku dan menghentikanku pergi.
“lihat
ini. Hanya dengan melihat pergelangan tanganmu, kau terlihat seperti
perempuan.” Katanya lagi sambil memperhatikan tanganku yang ia cengkram. Aku
langsung menepis tangannya dan turun dari ranjang.
“aku
tak tahu kenapa kau salah paham, tapi aku ini laki-laki.” Kataku sambil memakai
sepatu dan beranjak pergi dari ruang kesehatan.
Kang
Tae Joon POV
Aku
sedang merenung di gedung olahraga tempatku tadi melakukan shooting. Kini hanya
aku sendiri di sini. Semua orang sudah pergi sampai akhirnya datang direktur
menghampiriku.
“tempat
ini begitu tenang setelah orang berisik itu sudah pergi.” Katanya sambil duduk
disebelahku.
“kau
tak perlu khawatir. Bagi atlet, cidera adalah hal yang lebih umum dari makanan.
Dan kau saat ini sedang cidera. Kita terlalu terburu-buru.” Tiba-tiba dia menghentikan
ucapannya.
“ini
semua salahku. Aku terburu-buru.” Katanya lagi mencoba membenarkan
perkataannya.
“ayo
kita tes ulang. Jika ada yang bermasalah, kita bisa mengetahui apa itu. Kita
hanya perlu menemukannya dan menyembuhkannya.” Kata-katanya berhenti saat bunyi
Hp berdering.
“siapa
lagi ini? Aku sedang berkencan dengan seorang pria tampan.” Katanya mengeluh.
“angkat
teleponmu. Aku tidak apa-apa. Aku tak pernah berencana menjadi atlet seumur
hidupku. Segalanya mungkin akan baik-baik saja. Aku takan takut dengan hal
semacam ini.” aku mulai angkat bicara.
“apa
yang kau bicarakan?” tanya direktuk tak mengerti.
“tidak
ada bedanya jika aku tak melompat.” Kata ku sambil berdiri dan pergi
meninggalkan direktur. Aku masih sempat mendengarnya berteriak memanggil
namaku, tapi aku terus saja berjalan.
Goo
Jae Hee POV
“Hey
lembek!!!” terdengar suara laki-laki berteriak dibelakangku. Saat aku tengok,
ternyata suara itu berasal dari Cha Eun Gyul.
“katanya
kau sudah sadar. Apa kau baik-baik saja? Apa kau tahu betapa takutnya aku
karena mengira kau sudah mati?” katanya merasa khawatir.
“kenapa
aku mati?” jawabku ketus.
“Hey
bocah, lihat apa yang kau katakan sekarang. Mungkin ada urutan datang ke dunia
ini, tapi tak ada urutan untuk meninggal. Kau harus berhati-hati.” Katanya
menasehatiku.
“apa
kau serius? Apa aku harus membantah sekarang?” tanyaku sambil mengelus-elus
rambut belakngku.
“hey,
tapi. Syukurlah kau tak mati. Hari ini ada banyak yang cedera.” Ucapnya.
“apa
maksudmu?” tanyaku tak mengerti.
“dari
yang kudengar, Tae Joon tidak melompat tinggi seperti dulu. Sepertinya cidera
yang di dapat dari kecelakaan itu masih belum pulih sepenuhnya.” Mendengar
perkataannya itu membuatku berlari menuju kamar untuk melihat keadaan Tae Joon,
tapi rupanya dia tak disana.
Kang
Tae Joon POV
Aku
sedang berjalan sampai sebuah mobil menepi disebelahku. Aku tahu mobil siapa
ini. Seorang sopir turun membukakan pintu belakang untuk majikannya. Ayahku,
dialah yang ada dikursi belakang mobil. Aku menatapnya dengan penuh rasa kebencian.
Ya, aku emang tidak menyukai ayahku ini.
“kenapa
orang sesibuk kau ada disini?” tanya ku tidak sopan dan membuatku menerima
sebuah tamparan keras di pipi kiriku.
”apa
kau sengaja?” tanya ayahku mencoba bersabar.
“apa
maksudmu?” tanyaku.
“kau
terus mengatakan kau tak mau melompat selama rehab. Jadi kau mengumpulkan
banyak orang dan sengaja gagal? Tanyanya.
“sejak
kapan kau begitu peduli padaku? Seharusnya kau tetap seperti dulu saja. Ini
agak menggangguku.” Kataku tak suka dengan perkataan ayah.
“jadi
ini caramu untuk menentangku? Dengan cara menyerah pada dirimu sendiri? Jika
kau ingin menyusahkanku, ada banyak cara lain yang bisa kau lakukan. Jangan
bersikap bodoh Tae Joon.” Kata ayahku.
“aku
akan memutuskan apa yang ingin aku lakukan.” Kataku sambil meninggalkannya
pergi.
Goo
Jae Hee POV
Aku
sedang mencuci mukaku sampai ku dengar suara orang membuka pintu. Aku langsung
berfikir itu adalah Tae Joon dan segera aku panggil dia. Aku keluaar dari kamar
mandi dan menemukannya sudah duduk.
“Hey,
apa kau baik-baik saja? Barusan di gedung olahraga . . .” kata-kataku berhenti
saat dia melemparkan handuk ke arah mukaku.
“apa
kau tak lihat jika airnya menetes?” katanya.
“maaf,”
kataku sambil mengelap muka basahku.
“melihatmu
belum membereskan barang-barangmu, sepertinya kau benar-benar tak mau pergi,
hah?” ucap Tae Joon sambil memperhatikan tempat tidurku di lantai dua.
“aku
janji aku akan tinggal disini tanpa mengganggumu! Meskipun begitu, apa aku tak
bisa tinggal disini?” kataku mencoba membujuknya.
“minggir,”
katanya sambil mendorong tubuhku, ini membuatku merasa kesakitan.
“lelaki mana yang begitu cengeng?” tanyanya.
“lelaki mana yang begitu cengeng?” tanyanya.
“
jangan mengeluarkan suara lebih dari 40 desible” katanya sambil membuka jas.
“apa?” tanya ku tak mengerti.
“apa?” tanya ku tak mengerti.
“jika
kau mengeluarkan suara lebih dari 40 desibel maka kau benar-benar ku usir.”
Lanjutnya.
“kenapa
tiba-tiba 40 desibel....” kataku masih tak mengerti apa maksud perkataannya.
Tabi sedetik kemudian aku merasa tahu apa yang ia maksud.
“apa?
Kalau begitu kau akan mengijinkanku tinggal di sini?” tanyaku.
“itu
adalah aturan asrama. Tapi itu hanya sementara.”ucapnya.
“benarkah?” tanyaku dengan senyum lebar.
“benarkah?” tanyaku dengan senyum lebar.
“Dan,
buang semua pikiran bahwa kau dan aku sama di kamar ini. Aku adalah pemilik
kamar ini dan kau adalah . . . . kau bukan apa-apa.” Jelasnya.
“apa
itu? Jika aku bukan apa-apa . . .” kataku terpotong oleh perkataannya lagi.
“kenapa?
Kau tidak suka? Kalau begitu bereskan barang-barangmu sekarang.”
“tidak
tidak. Kau adalah pemilik kamar dan aku bukan apa-apa. Benar?” kataku begitu
cepat. “tapi 40 desible . . .” kataku kembali dan di jawab olehnya.
“itu
suara membalikan halaman buku di perpustakaan.”
“apa
kau menyuruhku jangan bernafas?!” protesku.
“kalau
kau bisa.” Jawabnya sambil melepaskan dasi yang masih melilit dilehernya.
“memangnya apa aku ini? Seekor anjing . . . kau kira aku ini kodok? Baik 40 desibel. Aku akan mandi tanpa bernafas.” Jawabku kalah sambil pergi ke kamar mandi.
“memangnya apa aku ini? Seekor anjing . . . kau kira aku ini kodok? Baik 40 desibel. Aku akan mandi tanpa bernafas.” Jawabku kalah sambil pergi ke kamar mandi.
Author
POV
Sebuah
pemandangan disaat hujan. Orang berbusana serba hitam turun dari mobilnya
dengan di payungi payung dengan warna senada. Serombongan orang berjalan
dibawah derasnya hujan melewati sebuah pemakaman. Tae Joon berjalan persis di
depan ayahnya. Tae Joon meletakan foto ibunya beserta medali emas yang berhasil
dia peroleh tepat depan makam ibunya. Dia jatuh terduduk menahan tangis.
Ayahnya mencoba berpaling dari anaknya yang sedang berduka. Tae Joon terus
menangis di depan makam ibunya.
Ternyata itu adalah kenangan yang sedang masuk
di alam mimpi Tae Joon. Tae Joon tidur
dengan gelisah. Jae Hee yang habis selesai mandi merasa heran melihat cara
tidur Tae Joon. Jae Hae mencoba menaikan slimut Tae Joon dan saat itulah tangan
Tae Joon mencengkram kuat tangan Jae Hee. Jae Hae tak bisa melepaskan
cengkraman itu. Di alam mimpinya, Tae Joon melihat ibunya yang sudah meninggal
berdiri tepat dihadapannya. Oleh karena itu dia mencoba menggenggam erat tangan
ibunya, padahal di alam nyata, tangan yang sedang ia pegang adalah milik Jae
Hee. Tak tega melihat wajah Tae Joon yang gelisah dalam tidurnya, Jae Hee lalu
duduk tepat disamping Tae Joon sambil menepuk-nepuk tangan Tae Joon sampai
akhirnya dia tertidur dalam posisi seperti itu sampai pagi.
Tae
Joon terbangun dan kaget melihat dirinya sendiri tertidur sambil memegang erat
tangan Jae Hee.
“apa
ini?” tanya Tae Joon membuat Jae Hee terbangun.
“maaf.
Aku tertidur di sini.” Jawab jae hee
“apa
aku harus memberitahumu dimana tempat tidurmu?”tanya Tae Joon.
“maaf.
Apa kau marah?” tanya jee hae yang ditinggal pergi tae joon ke kamar mandi.
“ah
kenapa aku tertidur disini?” keluh jae hee
Goo
Jae Hee POV
Aku
mencuci mukaku dan hendak ingin mandi. Tiba-tiba sesosok lelaki masuk ke dalam
kamar mandi. Ternyata dia adalah Eun Gyul. Aku mencoba menariknya dan
memaksanya keluar, tetapi ia tak mau.
“Hyun
jae menggosok kulitnya atau apa sejak pagi dan dia tidak keluar-keluar. Dan
sekarang aku terburu-buru.”ucapnya memberi penjelasan.
“tetap
saja, ada orang di sini. Cepat keluar.”aku mencoba menariknya keluar lagi.
“apa
maksudmu? Kita sama-sama laki-laki.” Katanya sambil melepas celananya dan
kencing dihadapanku. Ini membuatku frustasi.
“kau
benar-benar tak punya sopan santun sebagai manusia.” Kataku,
“hey,
kantung kemihku lebih penting dari pada sopan santun, oke? Dan jika aku
menahannya, aku akan terkena infeksi.” Jawabnya ngeyel.
“ini
keterlaluan. Pintu itu harus segera dibetulkan.”keluhku sendiri.
“keluar!
Jika kau sudah selesai, cepat keluar!”kataku sambil menepuk-nepuk pantatnya.
Akhirnya
selesai juga dia buang air kecil. Baru saja dia keluar dari kamar mandi, datang
lagi orang yang berbeda dan masuk ke dalam toilet. Dia adalah kak Seung Ri.
Tadinya aku heran mengapa dia datang kekamarku pagi-pagi seperti ini. Dan
pertanyaanku terjawab saat dia memelorotkan celananya dan buang air besar di
hadapanku. Oh ini sungguh membuatku frustasi dan ingin menangis.
Direktur
POV
“Tidak!
Kau harus membuat janji dengan taun Yoon dari RS Daehan. Aku tak peduli apakah
dia di Missisippi atau Misari. Hai, saat kau menanyakan tentang shooting
kemarin, kau dan aku mulai berperang, oke? Tak ada yang bisa menghentikanku
sekarang, mengerti?” kataku dalam telepon dan aku segera menghentikan
percakapanku saat aku mengetahui ada orang di dalam ruanganku saat aku datang.
Seorang penulis berita mencoba mengorek-ngorek berita tentang Tae Joon padaku
dan hal ini membuatku tidak suka.
Goo
Jae Hee POV
Aku
sedang berjalan dihalaman sekolah dan melihat sebuah mobil merah terbuka.
Ternyata pemiliknya adalah dokter sekolah yang kemarin merawatku. Sepertinya
mulai sekarang aku harus menghindarinya. aku meneruskan perjalananku ke asrama.
Aku dn anak lainnya sedang melakukan rapat untuk mempersiapkan kompetisi
olahraga antar asrama yang akan dimulai sebentar lagi. Seung Ri seunbe
menginginkan agar asrama 2 bisa memenangkanya lagi seperti tahun kemarin. Seung
ri seunbe memilih Tae Joon untuk mewakili cabang lompat tinggi, tetapi Tae Joon
menolaknya dengan alasan dia tidak ingin membuang tenaganya untuk sebuah
kompetisi yang tak berguna. Hal ini membuat seunbe marah. Untungnya aku dan
teman lainnya mencoba menenangkannya.
Author
POV
Ketiga
ketua asrama berkumpul untuk membahas kompetisi yang akan dilaksanakan.
Aturannya adalah bagi yang menang dia berhak menggunakan kantin pusat,
sedangkan bagi yang kalah harus menggunakan kantin luar. Akntin pusat begitu
rapih, bersih dan yang pasti pelayannya ramah dan cantik-cantik. Tapi untuk
kantin luar, semua siswa harus mengantri dan siap-siap mendapatkan marah dan kat-kata kotor dari ibu tua penjual
makanan. Masing-masing ketua asrama sangat yakin bahwa asramanya akan
memenangkan kompetisi kali ini. Asrama satu melatih keras anggotanya dengan
melakukan push up dan lari masing-masing 500 kali setiap hari. Untuk asrama
tiga, mereka melakukan latihan saat musim semi, mereka berlatih di pantai.
Asrama dua juga tak mau ketinggalan, mereka melakukan latihan sepak bola dengan
semangat sambil memikirkan wajah penjual kantin di luar yang menyeramkan.
Akhirnya masing-mesing ketua menyepakati bahwa kompetisi ini harus berjalan dengan adil dan tidak ada
kecurangan.
Goo
Jae Hee POV
Aku
sedang makan siang dengan Eun Gyul dikantin. Tiba-tiba aku melihat dokter itu
lagi. Dia menatapku. Aku mencoba menghindarinya dengan berpura-pura makan
dengan lahap. Akhirnya dokter itu pergi juga. Saking terpananya dengan dokter
itu membuatku salah mengambil makanan. Bukannya makanan yang aku sumpit tapi
justru jari Eun Gyul lah yang akau sumpit. Ini membuat kami jadi tertawa. Hal
ini dilihat oleh Jong Min. Nampaknya dia cemburu. Dia datang dan ikut duduk
dengan kami sambil memberikan suapan pada Eun Gyul dan dia merasa senang saat
Eun Gyul mau membuka mulut dan memakan makanan pemberiannya.
Tae
Joon POV
Aku
berjalan melewati depan ruang latihan olahraga. Di sana Hyun jae sedang
berlatih keras lompat tinggi dibantu oleh pelatih. Aku sempat menghentikan
langkahku untuk melihat pemandangan ini. Tapi aku melangkahkan kaki ku lagi
begitu seorang pencari berita mendekatiku. Dia mengatakan bahwa ia tertarik
kepadaku dan mengatakan agar lebih berhati-hati dengan Hyun Jae karena dia
hampir memecahkan rekor yang aku buat. Tapi aku katakan padanya bahwa aku tidak
peduli. Dia tetap saja mengikutiku dan menanyakan kesehatanku. Dia bertanya
apakah aku tidak bisa melompat atau tidak mau melompat? Dan aku hanya menjawab
untuk dia berfikir sesuka hatinnya saja. Lalu aku mengecohnya dan meninggalkannya
pergi.
Author
POV
Ha
Na yang begitu menyukai Tae Joon tiba-tiba datang menyelinap masuk ke dalam
asrama Tae Joon. Dia bersembunyi di dalam kardus besar dan menunggu Tae Joon
masuk ke dalam kamar. Saat dia mendengar ada orang yang masuk, dia langsung
keluar dari kotak dan memberi kejutan. Tapi orang yang dia kejutkan adalah
orang yang salah. Dia adalah jae hee bukan tae joon. Ha na memperingatkan jae
hee untuk tidak menyebarkan berita bahwa dia diam-diam memasuki asrama
laki-laki ke internet. Tapi jae hee merasa hal itu tidak perlu ia lakukan
karena jae hee tidak mengetahui bahwa sebenarnya wanita yang ada dihadapannya
adalah peri senam yang terkenal di korea. Maklum, jae hee itu kan tumbuh di amerika. Tapi hal ini
membuat ha na kesal karena orang sepopuler dia tidak dikenali oleh jae hee. Tak
lama kemudian Tae joon masuk ke dalam kamar dan terkejut melihat ha na ada di
sana, tae joon langsung menarik ha na keluar dari kamar.
Keesokan
paginya anak-anak asrama dua memulai pelatihan untuk kompetisi. Olahraga yang
pertama dilakukan adalah olah raga lari. Jae hee mendapatkan giliran lari
bersama jong min. Dasarnya jong min yang tidak suka dengan jae hee, maka dia
menyandung kaki jae hee sampai mereka berdua terjatuh. Hal ini menyebabkan kaki
jae hee terkilir dan harus masuk ke ruang kesehatan. Saat dia masuk ke ruang
kesehatan ruang itu nampak kosong. Jadi dia masuk dan mencari obetnya sendiri.
Saat sedang mengambil obat dia mendengar ada suara orang yang masuk, jadi dia
segera mencari tempat persembunyian. Dia bersembunyi di belakang tirai,
sayangnya tirai itu tidak terlalu panjang dan masih memperlihatkan sepatunya.
Ternyata suara itu berasal dari dokter dan Tae Joon. Dokter melihat kaki jae
hee dan mengetahui bahwa ada seseorang yang sedang bersembunyi di sana tapi dia
tak mempedulikannya. Dokter terus melanjutkan pembicaraannya dengan Tae Joon.
“pasti
kau merasakan sakit bukan? Tidak apa jika kau jujur padaku. Dengan begitu aku
bisa menolongmu. Apa kau merasa sakit?’ tanya dokter dan dijawab anggukan kepala
oleh Tae Joon.
“ini
adalah spekulasiku. Pernah mendengar sindrom Yips? Tanpa alasan yang jelas kau
tak bisa berolahraga. Sering terjadi di baseball atau golf. Fokus sesaat atau
di olahraga dimana ada tekanan psikologi yang besar, sindrom ini bisa muncul.
Tapi kasusmu agak spesial.”papar dokter.
“apa
kau sedang membicarakan kejatuhan?”tanya tae joon.
“itu
berbeda dengan kejatuhan. Kondisi ini tak bisa diobati. Kau tak perlu kecewa.
Ini hanya spekulasiku saja.” Jelas dokter.
“mungkin
karena aku tak mengharapkan apapun aku tak kecewa sama sekali. Terimakasih atas
perhatianmu.” Kata tae joon kemudian pergi meninggalkan ruangan kesehatan.
“sampai
kapan kau akan begitu? Keluar sebelum aku menarikmu” ucap dokter kepada jae hee
setelah tae joon keluar dari ruang kesehatan. Akhirnya jae hee pun keluar dari
persembunyiannya dan duduk di depan dokter.
“apa
itu sindrom yips?” tanya jae hee.
“kau
kira sekolah ini hanya untuk main-main?”dokter menanya balik jae hee.
“atau
kau tak tahu sekolah ini adalah sekolah khusus pria?”tanya dokter lagi.
“jika
tak ada obatnya, apa itu berarti tae joon tak bisa melompat lagi?” tanya jae
hee yang tidak menjawab pertanyaan sang dokter dan terus mengkhawatirkan
keadaan tae joon.
“aku
tak tahu bagaimana caramu memalsukan dokumen, tapi kau kira sampai kapan kau
bisa menyamar sebagai lelaki?” ucap dokter yang juga tak menggrubris pertanyaan
jae hee.
“apapun
yang terjadi, apa kau tak punya cara untuk menolong tae joon? Tae joon . . .”
ucapan jae hee terhenti saat sang dokter menggebrak meja karena tak sabar
melihat tingkah jae hee yang tak menggubris ucaannya.
“Goo
jae hee!! Saat ini kurasa kau tak seharusnya mengkhawatirkan tae joon. Aku tak
tahu bagaimana caramu datang ke sini, tapi aku pasti akan menemukan cara untuk
mengusirmu.”bentak dokter.
“satu-satunya
alasan aku datang ke sekolah ini adalah tae joon. Ku bilang aku datang sampai
ke sini untuk tae joon.” Jelas jae hee, tapi sang dokter tak mau tahu dan
mengangkat telepon untuk menghubungi pihak kantor sekolah.
“hanya
untuk melihat tae joon melonpat lagi. Jadi apapun yang kau lakukan, aku tak
bisa kembali. Awalnya aku mengagumi lompatan tae joon. Aku bahkan mulai berlari
karena ingin mendekati tae joon. Suatu hari, kukira kami bisa berdiri di
lapangan yang sama. Saat ini,aku memiliki hutang yang harus kubayar pada tae
joon. Jadi aku harus meninggalkan tae joon seperti ini ?! aku harus melihat tae
joon melompat seperti dulu.” Papar jae hee panjang lebar untuk meyakinkan
dokter agar tak melaporkannya kepada pihak sekolah.
“jadi
apa yang akan kau lakukan?” tanya sang dokter yang masih memegang gagang
telepon di telinganya.
“apapun!
Apapun yang bisa aku lakukan! Aku bahkan akan memberikan sayap ku padanya jika
tae joon bisa melompat lagi. Jadi aku harus melihat tae joon melompat seperti
dulu. Aku tak bisa kembali sebagai perempuan.” Ucap jae hee meyakinkan. Sang dokter
akhirnya berfikir dan meletakan gagang telepon ke tempatnya ekmbali.
“untuk
sekarang kembalilah!” ucap dokter.
“tidak
bisa. Aku tak bisa kembali sebagai perempuan.” Bantah jae hee.
“siapa
bilang kembali sebagai perempuan . . . kembali ke kelasmu maksudku.” Ucap dokter
dan hal ini membuat jae hee terkejut. Dokter itu bilang dia akn memikirkannya
terlebih dahulu. Hal ini membuat jae hee senang dan mengucapkan terimakasih. Sang
dokter tak lupa mengingatkan jae hee untuk tak menyia nyiakan waktunya karena
cepat atau lambat pihak sekolah akan mengetahui ini.
Di
lapangan sekolah
Eun
gyul sedang menggiring bola menuju gawang. Saat itulah ponselnya berdering. Ia meletakan
ponselnya di kantung yang ia pasang pada lengan kirinya. Dia menjawab telepon
itu sambil menggiring bola dan kelakuannya ini membuat pelatihnya marah dan
berteriak-teriak di pinggir lapangan. Eun gyul tak mendengarkan apa yang
pelatihnya katakan dan membuat sang pelatih semakin marah. Disaat sang pelatih
akan berteriak tiba-tiba gooooollllll, eun gyul mencetak gol. Alhasil pelatih
yang sudah bermuka garang berubah menampakan senyum keterpaksaan pada cha eub
gyul. Itulah kelakuan eun gyul, walau pun ia terlihat tak serius tetapi dia
orang yang bertanggung jawab. Tak lupa seperti biasa, ia akan menyempatkan
waktu untuk berfoto. *aku suka banget ama karakternya eun gyul, slalu ceria dan
bisa bikin orang disekitarnya tertawa.
Di
kamar 303
Jae hee memasuki kamarnya. Dia melihat tae joon
sedang berbaring di atas ranjangnya. Jae hee berjalan ke arah tae joon
berbaring dan mengatakan bahwa ia tak sengaja mendengar percakapan diruang
kesehatan. Dia memberi tahu pada tae joon agar tidak memikirkan apapun yang
dikatakan oleh dokter karena dia akan membantu tae joon untuk melompat lagi. Tapi,
tae joon mengatakan agar jae hee tidak usah berlebihan. Dia akan berhenti
melompat jika ia ingin. Tae joon tidak ingin melakukan apapun untuk
membantunya. Meski demikian, jae hee tetap mengatakan bahwa dia akan melakukan
apapun demi tae joon bisa melompat lagi. Akhirnya tae joon mengatakan bahwa
satu-satunya hal yang perlu jae hee lakukan adalah keluar dari kamarnya.
Akhirnya jae hee keluar dari kamar. Dia berjalan-jalan
di luar sekolah dengan begitu lesu. Diperjalanannya dia bertemu dengan eun
gyul. Melihat wajah jae hee yang lesu dan tak bersemangat membuat eun gyul
merasa kasihan. Eun gyul akhirnya membawa jae hee ke tengah lapangan sepak bola
dan mengajak jae hee bermain sepak bola dan berjanji akan mengabulkan
permintaan jae hee apabila jae hee bisa mencetak gol. Awalnya jae hee menolak,
tapi karena eun gyul terus menggodanya akhirnya jae hee pun mau. Mereka berdua
bermain sepak bola di tengah malam sampai akhirnya mereka kecapaian. Mereka membaringkan
tubuh mereka di tengah lapangan dan berfoto bersama. Saat itulah untuk pertama
kalinya eun gyul merasakan sesuatu yang berbeda pada jae hee. Jantungnya berdetak
lebih kencang saat melihat jae hee. Ya, inilah awal dari perasaan cinta eun
gyul pada jae hee. Tapi dia masih ragu pada perasaannya karena dimatanya jae
hee adalah seorang laki-laki.
Keesokan paginya.
Dihalaman sekolah saat jae hee sedang berjalan,
ada seorang wanita menghampirinya. Ternyata dia adalah seorang reporter yang
sedang menulis artikel mengenai tae joon. Reporter itu meminta bantuan pada jae
hee untuk memberikan informasi seputar tae joon dan memberikan kartu namanya
pada jae hee.
Di lain tempat yaitu di ruang kesehatan masuklah
hyun jee. Dia membawa beberapa berkas untuk diletakan di meja dokter. Saat itulah
ia melihat berkas kesehatan milik tae joon. Hyun jae akhirnya membuka dan membaca
berkas itu. Tak sampai disitu, dia juga memfoto beberapa catatan medis tae joon
dan foto rongsen tumit tumit tae joon.
Tak beberapa lama kemudian beredarlah berita di
internet yang menyatakan bahwa tae joon mengidap sindrom yips. Teo joon mengira
bahwa jae hee lah yang memberikan informasi ini pada reporter karena tae joon
menemukan ada kartu nama reporter seo yoon di saku celananya. Jelas saja jae
hee membela diri karena merasa bukan dirinyalah yang mengedarkan gosip
tersebut.
Kompetisi olahraga antar asrama pun akhirnya
dimulai. Babak pertama dimulai dengan lomba lari estafet yang dimenangkan oleh
asrama 2. Babak kedua adalah pertandingan basket yang dimenangkan oleh asrama
1. Babak ketiga adalah pertandingan tenis yang dimenangkan oleh asrama 1. Babak
selanjutnya diteruskan dengan pertandingan sepak bola dan dimenangkan oleh
asrama 2. Kedudukan terakhir adalah 2-2-0. Untuk lomba yang selanjutnya adalah
lomba lari jarak jauh, sayangnya jong min yang seharusnya melakukan bagian untuk
lomba ini mengalami cidera kaki. Hal ini membuat seung ri marah. Jika begini,
asrama dua akan kalah oleh asrama 1 atau 3. Untuk mengejar kekalahan tersebut
maka asrama 2 harus menang di lomba lompat tinggi. Tapi, tae joon yang
seharusnya mewakili lomba lompat tinggi ini tidak juga kelihatan batang
hidungnya. Melihat kondisi ini akhirnya jae hee memberanikan diri untuk
mewakili asramanya melakukan lomba lari jarak jauh. Jika dia menang maka
asramanya langsung lolos dalam kompetisi ini dan keluar sebagai juaranya. Jadi tae
joon juga tidak perlu melakukan lomba lompat tinggi.
Jae
hee akhirnya mewakili asramanya untuk melakukan lari jarak jauh meskipun
awalnya hal itu diragukan oleh seung ri. Jae hee terus berlari mengejar
lawannya satu persatu dengan tujuan agar tae joon tidak peru melakukan lompat tinggi. Asrama 1 sempat melakukan
kecurangan. Untunglah jae hee masing bisa bertahan. saat hampir mendekati finis
jae hee terjatuh. Rupanya kakinya yang terkelir masih belum sembuh benar dan
akhirnya membuatnya terjatuh. Di saat dia terjatuh itulah kenangan bagaimana
perjuangan dirinya datang ke korea muncul. Dia ingat dengan kata-kata yang
selalu tae joon ucapkan bahwa “jika keajaiban itu nyata, maka itu adalah nama
lain dari kerja keras.” Kata kata ini lah yang akhirnya membantu dia untuk
berdiri kembali dan berlari sampai ke garis finish. Yaaaa, akhirnya jae hee
menjadi orang pertama yang sampai di garis finish dan ini membuat asrama 2
menjadi pemenang dalam kompetisi ini.
Saat
sudah sampai digaris finish dan sedang mendapatkan perawatan untuk kakinya, jae
hee melihat tae joon berdiri disisi lapangan dan hendak pergi. Ya, tae joon
memang sedari tadi melihat bagaimana perjuangan jae hee berlari demi membantunya
untuk tidak melakukan lompatan di lomba berikutnya. Begitu melihat tae joon
yang akan pergi, jae hee langsung berlari mengejarnya dengan kaki pincang.
“ya!!
Kang tae joon. Aku menang. Aku terus memikirkan perkataanmu. Aku sudah bekerja
keras kan? Aku sudah bekerja keraskan?” kata jae hee yang kemudian terjatuh
karena sudah tidak kuat menopang dirinya sendiri. Dengan cekatan tae joon
membantu jae hee untuk berdiri kembali.
“bukan
aku yang membocorkan berita itu. Benar-benar bukan aku. Percayalah.” Ucap jae
hee mencoba meluruskan kesalahpahaman di antara mereka berdua mengenai gosip
sindrom yips yang sudah menyebar.
Melihat
jae hee barlari dari lapangan membuat eun gyul berlari untuk menyusulnya. Ternyata
jae hee berlari untuk mengejar tae joon. Eun gyul hanya bisa berdiri dari
kejauhan dan melihat jae hee bersama tae joon. Keadaan itu membuat eun gyul
merasa sedih. Ya, eun gyul nampaknya cemburu *mulai dari sini aku kasihan sama
eun gyul. Kenapa c di tiap drama korea ada aja tokoh yang seperti ini? Kasihan tauuu,
ujung-ujungnya dia gak bisa mendapatkan cinta dari orang yang ia cintai :’(
Malam
harinya di pesta perayaan kompetisi.
Kepala
sekolah mengumumkan bahwa juara untuk kompetisi tahun ini adalah asrama dua. Seung
ri sebagai ketua asrama maju ke depan dan menerima piala kemenangan sambil
meneriakan “macan putih!!!” simbol dari asrama mereka.
Pesta
pun dimulai. Kalian tahu siapa yang perform? EXO-K *woooooowww. Semua anak-anak
asrama 2 berkumpul untuk merayakan kemenangan mereka. Saat jae datang semua
anak menyorakan namanya “Goo Jae Hee!!” karena berkatnyalah mereka maju menjadi
juara. Semua yang ada dipesta merasa begitu senang kecuali jae hee. Meskipun dia
ada di dalam pesta tapi rupanya pikirannya tak ada disitu. Melihat jae hee yang
terlihat tidak bahagia membuat eun gyul mendekatinya dan menanyakan keadaan jae
hee. Jae hee berkata bahwa pada akhirnya dia sudah merasa menjadi siswa sekolah
genie sepenuhny. Jae hee pun tersenyum manis pada eun gyul. Tanpa disadari oleh
jae hee bahwa senyumannya membuat jantung eun gyul berdetak lebih cepat. Eun gyul
yang merasakan ada perasaan yang salah pada dirinya langsung pergi meninggalkan
jae hee. Hal ini tentu membuat jae hee bingung.
Saat
sedang berjalan meninggalkan jae hee, eun gyul berpapasan dengan Ha Na yang
datang dengan dandanan sangat cantik. Ha Na menanyakan keberadaan tae joon pada
eun gyul dengan bahasa informal dan ini membuat eun gyul kesal. Bebrapa detik
kemudian eun gyul bertanya-tanya pada dirinya sendiri mengapa dia marah-marah
pada wanita cantik tapi malah berdebar-debar pada seorang pria, dia sangat
bingung dan frustasi dengan keadaannya ini.
Sementara
teman-teman lainnya sedang merayakan pesta, tae joon hanya menyendiri sambil
membaca artikel yang menyatakan bahwa dirinya menyidam sindrom yips. Jae hee
berkeliling untuk menemukan tae joon, begitu juga Ha na. Tapi tak ada satupun
dari mereka yang menemukan dimana tae joon. Tae joon mengambil segelas minuman
yang dihidangkan di pesta. Dia tidak mengetahui bahwa minuman itu mengandung
alkohol. Padahal dia itu alergi alkohol. Jika dia meminum atau memakan sesuatu
yang mengandung alkohol makan dia akan menjadi gila dan mencium orang pertama
yang dia lihat. *OMO, lihat aku oppa, haha.
Tae
joon terus berjalan dengan sempoyongan. Saat dia akan menuruni tangga, dia
berpapasan dengan jae hee. Tubuhnya kemudian menghadap pada jae hee dan memepet
jae hee. Jae hee hanya kebingungan melihat tingkah laku tae joon yang aneh. Dan
saat itulah tiba tiba “cuuuppp”, tae joon mencium bibir jae hee. Jae hanya bisa
membuka matanya lebar-lebar menerima perlakuan tae joon. *kyaaaaa, jambak
jambak rambut!!! Frustasi ngliat Minho nyium Sulli. Gak trima gak trimaaaa,
huhu
Bersambung
. . . . . . . .
Wah
ternyata bersambung chingudeul. Gimana, penasaran sama cerita berikutnya? Oke,
sabar yaahhh, aku buatin dulu buat episode berikutnya. Bersabarlah untuk
menunggu. Jangan lupa komennya yaaahhh, satu komen aja bisa membuatku begitu
senang J don’t be silent reader